Posted on 19 Februari 2009 by Kharda
Mungkin bisa menjadi pelajaran bagi kita semua..
Assalamu’alaikum wr wb Terlampir adalah foto bulan dari koleksi NASA.
Semoga hal itu akan semakin menyempurnakan keyakinan kita terhadap
kekuasan Allah (swt) dan kerasulan nabi Muhammad (saw). Dalam Bukhari
dan Muslim, juga dalam kitab2 hadits yang terkenal lainnya, diriwayatkan
bahwa sebelum Rasulullah (saw) hijrah, berkumpullah tokoh2 kafir
Quraiy, seperti Abu Jahal, Walid bin Mughirah dan Al ‘Ash bin Qail.
Mereka meminta kepada nabi Muhammad (saw) untuk membelah bulan. Kata
mereka, “Seandainya kamu benar2 seorang nabi, maka belahlah bulan
menjadi dua.” Rasulullah (saw) berkata kepada mereka, “Apakah kalian
akan masuk Islam jika aku sanggup melakukannya?” Mereka menjawab, “Ya.”
Lalu Rasulullah (saw) berdoa kepada Allah agar bulan terbelah menjadi
dua. Rasulullah (saw) memberi isyarat dengan jarinya, maka bulanpun
terbelah menjadi dua. Selanjutnya sambil menyebut nama setiap orang
kafir yang hadir, Rasulullah (saw) berkata, “Hai Fulan, bersaksilah
kamu. Hai Fulan, bersaksilah kamu.” Demikian jauh jarak belahan bulan
itu sehingga gunung Hira nampak berada diantara keduanya. Akan tetapi
orang2 kafir yang hadir berkata, “Ini sihir!” padahal semua orang yang
hadir menyaksikan pembelahan bulan tersebut dengan seksama. Atas
peristiwa ini Allah (swt) menurunkan ayat Al Qur’an: ” Telah dekat saat
itu (datangnya kiamat) dan bulan telah terbelah. Dan jika orang2 (kafir)
menyaksikan suatu tanda (mukjizat), mereka mengingkarinya dan
mengatakan bahwa itu adalah sihir.” (QS Al Qomar 54:1-2) Subhanallah.
Subhan ibn Abdullah Laem Chabang, 09/02/2005 . Telah Dekat Kiamat, Bulan
Telah Terbelah Allah berfirman: “Sungguh telah dekat hari kiamat, dan
bulan pun telah terbelah.” (Q.S. Al-Qamar: 1) Apakah kalian akan
membenarkan ayat Al-Qur’an ini yang menyebabkan masuk Islamnya pimpinan
Hizb Islami Inggris? Di bawah ini adalah kisahnya.
Dalam temu wicara di televisi bersama pakar Geologi Muslim,
Prof.Dr.Zaghlul Al-Najar, salah seorang warga Inggris mengajukan
pertanyaan kepadanya, apakah ayat dari surat Al-Qamar di atas memiliki
kandungan mukjizat secara ilmiah? Maka Prof. Dr. Zaghlul Al-Najar
menjawabnya sebagai berikut: Tentang ayat ini, saya akan menceritakan
sebuah kisah. Beberapa waktu lalu, saya mempresentasikan hal itu di
University Cardif, Inggris bagian Barat. Para peserta yang hadir
ber-macam2, ada yang muslim dan ada juga yang bukan muslim. Salah satu
tema diskusi waktu itu adalah seputar mukjizat ilmiah dari Al-Qur’an.
Salah seorang pemuda yang beragama muslim pun berdiri dan bertanya, ”
Wahai Tuan, apakah menurut anda ayat yang berbunyi “Telah dekat hari
qiamat dan bulan pun telah terbelah” mengandung mukjizat secara ilmiah?
Maka saya menjawabnya: Tidak, sebab kehebatan ilmiah diterangkan oleh
ilmu pengetahuan, sedangkan mukjizat tidak bisa diterangkan ilmu
pengetahuan, sebab ia tidak bisa menjangkaunya. Dan tentang terbelahnya
bulan, maka hal itu adalah mukjizat yang terjadi pada masa Rasul
terakhir Muhammad shallallahu ‘alaihi wassalam, sebagai pembenaran atas
kenabian dan kerasulannya, sebagaimana nabi2 sebelumnya. Dan mukjizat
yang kelihatan, maka itu disaksikan dan dibenarkan oleh setiap orang
yang melihatnya. Andai hal itu tidak termaktub di dalam kitab Allah dan
hadits2 Rasulullah, maka tentulah kami para muslimin di zaman ini tidak
akan mengimani hal itu. Akan tetapi hal itu memang benar termaktub di
dalam Al-Qur’an dan hadits2 Rasulullah shallallahu alaihi wassalam. Dan
memang Allah ta’alaa benar2 maha berkuasa atas segala sesuatu. Maka
Prof. Dr. Zaghlul Al-Najar pun mengutip sebuah kisah Rasulullah membelah
bulan. Kisah itu adalah sebelum hijrah dari Mekah Mukarramah ke Madinah
Munawarah. Orang2 musyrik berkata, “Wahai Muhammad, kalau engkau benar
Nabi dan Rasul, coba tunjukkan kepada kami satu kehebatan yang bisa
membuktikan kenabian dan kerasulanmu (dengan nada mengejek dan
meng-olok2)?” Rasulullah bertanya, “Apa yang kalian inginkan?” Mereka
menjawab, “Coba belah bulan…” Rasulullah pun berdiri dan terdiam, berdoa
kepada Allah agar menolongnya. Lalu Allah memberitahu Muhammad SAW agar
mengarahkan telunjuknya ke bulan. Rasulullah pun mengarahkan
telunjuknya ke bulan dan terbelahlah bulan itu dengan se-benar2-nya.
Serta-merta orang2 musyrik pun berujar, “Muhammad, engkau benar2 telah
menyihir kami!” Akan tetapi para ahli mengatakan bahwa sihir, memang
benar bisa saja “menyihir” orang yang ada disampingnya akan tetapi tidak
bisa menyihir orang yang tidak ada di tempat itu. Lalu mereka pun
menunggu orang2 yang akan pulang dari perjalanan. Orang2 Quraisy pun
bergegas menuju keluar batas kota Mekkah menanti orang yang baru pulang
dari perjalanan. Dan ketika datang rombongan yang pertama kali dari
perjalanan menuju Mekkah, orang2 musyrik pun bertanya, “Apakah kalian
melihat sesuatu yang aneh dengan bulan?” Mereka menjawab, “Ya, benar.
Pada suatu malam yang lalu kami melihat bulan terbelah menjadi dua dan
saling menjauh masing2-nya kemudian bersatu kembali…” Maka sebagian
mereka pun beriman, dan sebagian lainnya lagi tetap kafir ingkar). Oleh
karena itu, Allah menurunkan ayat-Nya: “Sungguh, telah dekat hari
qiamat, dan telah terbelah bulan, dan ketika melihat tanda2 kebesaran
Kami, merekapun ingkar lagi berpaling seraya berkata, “Ini adalah sihir
yang terus-menerus”, dan mereka mendustakannya, bahkan mengikuti hawa
nafsu mereka. Dan setiap urusan benar-benar telah tetap… (sampai akhir
surat Al-Qamar). Ini adalah kisah nyata, demikian kata Prof. Dr. Zaghlul
Al-Najar.
Dan setelah selesainya Prof. Dr. Zaghlul menyampaikan hadits nabi
tersebut, berdiri seorang muslim warga Inggris dan memperkenalkan diri
seraya berkata, “Aku Daud Musa Pitkhok, ketua Al-Hizb Al-Islamy Inggris.
Wahai Tuan, bolehkah aku menambahkan?” Prof. Dr. Zaghlul Al-Najar
menjawab:”Dipersilahkan dengan senang hati.” Daud Musa Pitkhok berkata,
“Aku pernah meneliti agama2 (sebelum menjadi muslim), maka salah seorang
mahasiswa muslim menunjukiku sebuah terjemah makna2 Al-Qur’an yang
mulia. Maka, aku pun berterima kasih kepadanya dan aku membawa terjemah
itu pulang ke rumah. Dan ketika aku mem-buka2 terjemahan Al-Qur’an itu
di rumah, maka surat yang pertama aku buka ternyata Al-Qamar. Dan aku
pun membacanya: “Telah dekat hari qiamat dan bulan pun telah terbelah…”
Aku bergumam: Apakah kalimat ini masuk akal? Apakah mungkin bulan bisa
terbelah kemudian bersatu kembali? Andai benar, kekuatan macam apa yang
bisa melakukan hal itu? Maka, aku pun berhenti membaca ayat2 selanjutnya
dan aku menyibukkan diri dengan urusan kehidupan se-hari2. Akan tetapi
Allah maha tahu tentang tingkat keikhlasam hamba-Nya dalam pencarian
kebenaran. Suatu hari aku duduk di depan televisi Inggris. Saat itu ada
sebuah diskusi antara seorang presenter Inggris dan 3 orang pakar ruang
angkasa AS. Ketiga pakar antariksa tersebut bercerita tentang dana yang
begitu besar dalam rangka melakukan perjalanan ke antariksa, padahal
saat yang sama dunia sedang mengalami masalah kelaparan, kemiskinan,
sakit dan perselisihan. Presenter berkata, “Andaikan dana itu digunakan
untuk memakmurkan bumi, tentulah lebih banyak gunanya.” Ketiga pakar itu
pun membela diri dengan proyek antariksanya dan berkata, “Proyek
antariksa ini akan membawa dampak yang sangat positif pada banyak segmen
kehidupan manusia, baik pada segi kedokteran, industri ataupun
pertanian. Jadi pendanaan tersebut bukanlah hal yang sia2, akan tetapi
hal itu dalam rangka pengembangan kehidupan manusia.” Dalam diskusi
tersebut dibahas tentang turunnya astronot hingga menjejakkan kakinya di
bulan, dimana perjalanan antariksa ke bulan tersebut telah menghabiskan
dana tidak kurang dari 100 juta dollar. Mendengar hal itu, presenter
terperangah kaget dan berkata, “Kebodohan macam apalagi ini, dana yang
begitu besar dibuang oleh AS hanya untuk bisa mendarat di bulan? ”
Mereka pun menjawab, “Tidak! Tujuannya tidak semata menancapkan ilmu
pengetahuan AS di bulan, akan tetapi kami mempelajari kandungan yang ada
di dalam bulan itu sendiri, maka kami pun telah mendapat hakikat
tentang bulan itu, yang jika kita berikan dana lebih dari 100 juta
dollar untuk kesenangan manusia, maka kami tidak akan memberikan dana
itu kepada siapapun.” Mendengar hal itu, presenter itu pun bertanya,
“Hakikat apa yang kalian telah capai hingga demikian mahal taruhannya?”
Mereka menjawab, ” Ternyata bulan pernah mengalami pembelahan di suatu
hari dahulu kala, kemudian menyatu kembali! Presenter pun bertanya,
“Bagaimana kalian bisa yakin akan hal itu?” Mereka menjawab, “Kami
mendapati secara pasti dari batu2-an yang terpisah (katrena) terpotong
di permukaan bulan sampai di dalam (perut) bulan. Kami meminta para
pakar geologi untuk menelitinya, dan mereka mengatakan, “Hal ini tidak
mungkin terjadi kecuali jika memang bulan pernah terbelah lalu bersatu
kembali!” Mendengar paparan itu, ketua Al-Hizb Al-Islamy Inggris
mengatakan, ” Maka aku pun turun dari kursi dan berkata, ‘Mukjizat
(kehebatan) benar2 telah terjadi pada diri Muhammad shallallahu alaihi
wassallam 1400-an tahun yang lalu. Allah benar2 telah meng-olok2 AS
untuk mengeluarkan dana yang begitu besar, hingga 100 juta dollar, hanya
untuk menetapkan akan kebenaran muslimin! Agama Islam ini tidak mungkin
salah… Lalu aku pun kembali membuka Mushhaf Al-Qur’an dan aku baca
surat Al-Qamar. Dan saat itu adalah awal aku menerima dan masuk Islam.”
Diterjemahkan
oleh: Abu Muhammad ibn Shadiq (Sabtu, 22 Sya’ban1424H/18-10-2003M)
Posted in: on Monday, August 28, 2006 at at 3:51 AM
0 komentar:
Posting Komentar