Beberapa amaliyah sunah yang penting dan perlu untuk dilakukan bertepatan dengan hari asyura’ ini ada 12 macam diantaranya :
1. Berpuasa.
Puasa di hari asyura’
merupakan rutinitas para Nabi, dan barang siapa berpuasa di hari
Asyura’ ini maka seolah-olah ia telah berpuasa selama satu tahun penuh.
Dijelaskan juga bahwa berpuasa pada tanggal sembilan hukumnya juga
sunnah. Tidak ada orang yang bisa melakukan puasa selama itu dan memang
tidak boleh berpuasa yang bertepatan dengan 2 hari raya yskni idul fitri dan idul adha serta 3 hari tasyriq setelah idul adha.
Kebiasaan berpuasa di hari ‘Asyura ini
sepertinya sudah dilakukan Nabi saw. sejak awal kenabian. Hal ini
tersirat dari hadits berikut.
Dan dari Aisyah radhiallahu anha, ia mengisahkan,
كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَمَرَ بِصِيَامِ يَوْمَ عَاشُوْرَاءَ فَلَمَّا فُرِضَ رَمَضَانَ كَانَ مَنْ شَاءَ صَامَ وَمَنْ شَاءَ أَفْطَرَ
“Dahulu Rasulullah shalallaahu ‘alaihi wassalam memerintahkan untuk puasa di hari ‘Asyura. Dan ketika puasa Ramadhan diwajibkan, barangsiapa yang ingin (berpuasa di hari ‘Asyura) ia boleh berpuasa dan barangsiapa yang ingin (tidak berpuasa) ia boleh berbuka”. (HR. Al Bukhari No 1897)
Jadi, setelah diwajibkannya puasa
Ramadhan, puasa Muharram di hari ‘Asyura menjadi sunnah hukumnya.
Sebelumnya Rasulullaah saw. sangat menekankan agar kaum muslimin
berpuasa di hari ke sepuluh bulan muharram itu.
Keutamaan puasa ini juga sangat besar sehingga Nabi saw. menekankan dalam haditsnya:
Puasa yang paling utama setelah (puasa) Ramadhan adalah (puasa) di bulan Allah (bulan) Muharram,… [HR Muslim]
Dan tentang puasa ‘Asyura, pahalanya adalah pengampunan atas dosa setahun sebelumnya:
Dari Abu Qatadah radhiallahu anhu,
وَصَوْمُ يَوْمَ عَاشُوْرَاءَ إنِّي أَحْتَسِبُ عَلَى اللّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَنَة َالتِيْ قَبْلَهُ
“Dan puasa di hari ‘Asyura, sungguh saya mengharap kepada Allah bisamenggugurkan dosa setahun yang lalu”. [Sunan Abu Dawud]
Waktu Pelaksanaan Puasa ‘Asyura
Puasa Muharram atau ‘Asyura sebagaimana
tersirat pada arti kata ‘asyura adalah pada 10 Muharram. Namun ada satu
riwayat hadits yang mengindikasikan bahwa Nabi saw. akan melaksanakan
puasa ini pada tanggal 9 Muharram sebagai cara untuk tidak menyamai
dengan orang-orang Yahudi dan Nashrani yang pada saat itu merayakan hari
‘asyura. Namun hal ini belum sempat dilakukan oleh Nabi saw. karena
beliau telah wafat.
“Jikalau masih ada umurku tahun depan, aku akan berpuasa tanggal sembilan (Muharram)” [HR Muslim]
Dan dari Ibnu Abbas juga, Rasulullah SAW bersabda,
“Puasalah kalian pada tanggal sembilan dan sepuluh, bedakanlah dari orang-orang Yahudi.”
(HR. Muslim).
Sebagian besar ulama
berpendapat bahwa pelaksanaan puasa yang paling selamat adalah tanggal 9
dan 10 Muharram. Tanggal 10 Muharram sebagai kebiasaan Nabi saw
sebelumnya dan ditambah dengan puasa tanggal 9 (puasa Tasyu’a)
sebagai pembeda dengan kebiasaan orang Yahudi dan Nashrani. Ada pula
yang menambahinya pada hari setelah asy-syura’ yakni tanggal 11-nya
seperti keterangan dalam kitab i’anah at-thalibiin.
2. Sholat sunnah.
Sholat ini dilakukan sebanyak 4 roka’at, dengan membaca hamdalah 1 kali dan membaca qul huwalloohu ahad sebanyak
51 kali di setiap roka’atnya. “Barang siapa melakukan sholat seperti
ini, maka akan diampuni dosa-dosa yang telah ia perbuat selama 50
tahun”. Belum tentu usia kita kelak mencapai 50 tahun, dan tak ada orang
yang usianya melebihi 50 tahun yang tidak pernah melakukan satu dosa
pun. Dan menurut kami dosa 50 tahun disini adalah dosa yang berhubungan
dengan haq Allah SWT, bukan haq adami. Sebab haq adami akan diampuni
setelah dimaafkan oleh orang yang kita dzalimi.
3. Mempererat tali silaturrahim.
Kita dilarang
memutuskan tali sillatur rahim, dan bahkan dalam suatu hadist disebutkan
bahwa haram hukumnya mendiamkan sesama muslim melebihi 3 hari. Jika
mungkin kita telah melanggar aturan ini, maka inilah saat yang tepat
bagi kita untuk bertaubat dan memperbaiki tali sillatur rahim yang kita
putuskan.
4. Mengunjungi orang-orang alim.
Ziarah orang alim
akan membuat kita tentram, baik orang alim yang masih hidup dengan sowan
pada para kyai atau tokoh alim ulama’ maupun orang alim yang telah
wafat dengan melakukan ziarah qubur.
5. Menjenguk orang sakit.
“Barang siapa
menjenguk orang sakit di hari asyura’ ini, maka ia telah menjenguk
setiap orang sakit di dunia ini.” Sungguh sangat besar pahala orang yang
mau menjenguk saudaranya yang sedang sakit. >>>>>kalo
mau lebih banyak orang sakit, njenguknya ya di rumah sakit.
Hahaha…..(just kidd)<<<<<
6. Memakai celak
Celak adalah Alat yang
bisa digunakan untuk membuat alis mata lebih hitam. Namun memakai celak
seperti ini dihukumi haram oleh sebagian ulama’ hanafy, dan oleh
pengarang kitab Jam’ut ta’aaliq dihukumi makruh sebab pada hari
as-syura’ ini bertepatan dengan peristiwa Sahara Nainawa dimana
Sayyidina husein beserta ahlu bait Rasulullah dibantai dan darah
sayyidina husein digunakan sebagai “Celak” oleh Yazid dan puteranya.
EYD-nya celak apa-an ya???? lupa saya…. @_@
7. Mengusap dan berbuat kebaikan terhadap anak-anak yatim.
“Barang siapa
melakukannya, maka seolah ia telah merawat setiap anak yatim di dunia
ini.” Kebanyak santunan yatim piatu diselenggarakan di bulan muharram
karena mengikuti hadist ini. “Kalo mengusap yach paling tidak memberi
saku pada mereka buk…..” ^_^
8. Memperbanyak sedekah.
“Barang siapa
bersedekan dengan seteguk air kepada orang lain di hari asyura’ maka ia
akan merasakan tegukan air di hari yang sangat menghauskan kelak (ketika
hari qiyamat) dan ia tidak akan pernah merasakan haus selamanya setelah
minum air tersebut kelak dan seolah – olah ia tidak pernah berbuat
durhaka kepada Allah sekejap mata pun. Dan barang siapa bersedekah
dengan sekali sedekahan, maka ia seolah selalu bersedekah kepada setiap
pengemis yang meminta-minta padanya”. Sedang kita meyakini bahwa sedekah
yang kita lakukan dapat menghindarkan kita dari berbagai macam bala’
(kesengsaraan).
9. Mandi sunnah.
Sebagaimana mandi
wajib yang dilakukan setelah seseorang junub (hadas besar). “Barang
siapa mandi dan membersihkan diri di hari asyura’, maka ia tidak akan
terkena penyakit apapun di tahun itu, kecuali sakitnya mati.” Sehat itu
mahal.
10. Memperluas rizqi kepada keluarga.
“Barang siapa
memperluas rizqi dengan harta sendiri (kalau orang desa sering di
ibaratkan dengan membuat menu makanan yang berbeda atau lebih baik dari
hari-hari biasanya), maka akan diperluas rizqi orang tersebut selama 1
tahun yang akan dihadapinya”.
11. Mengguntingi kuku.
12. Menghidupkan malam hari asyura’ dengan memperbanyak dzikir dan membaca Q.S Al-Ikhlas sebanyak 1000 kali.
“Barang siapa
menghidupkan malam asyura’ dengan beribadah kepada Allah SWT, maka
seolah-olah ia telah beribadah seperti ibadahnya para malaikat di
langit”.
Imam al-ajhury mengatakan bahwa barang siapa mengucapkan doa : Hasbunalloh wa ni’mal wakiil, ni’mal maula wa ni’man nashir (Cukup
bagi kita Allah dzat pemberi nikmat, kemulyaan dan pertolongan)
sebanyak 70 kali di malam hari as-syura’ maka ia akan dihindarkan dari
berbagai macam keburukan di tahun yang akan dihadapinya.
Dalam kitab fath
al-barri disebutkan bahwa : ada beberapa kalimat do’a yang barang siapa
mengucapkannya di hari asyura’ maka ia akan diselamatkan dari matinya
hati. (mati hati lebih berbahaya di banding matinya jasad ini).
Do’a tersebut adalah :
سبحان الله ملء الميزان ومنتهى العلم ومبلغ الرضا وزنة العرش والحمد لله ملء الميزان ومنتهى العلم ومبلغ الرضا وزنة العرش والله أكبرملء الميزان ومنتهى العلم ومبلغ الرضا وزنة العرش لا ملجأ ولا منجى من الله إلا إليه سبحان الله عدد الشفع والوتر وعدد كلمات التامة كلها والحمد لله عدد الشفع والوتر وعدد كلمات التامة كلها والله أكبر عدد الشفع والوتر وعدد كلمات التامة كلها أسئلك السلامة برحمتك ياأرحم الراحمين ولاحول ولاقوة إلابالله العلي العظيم وصلى الله على سيدنا محمد وعلى آله وصحبه أجمعين والحمد لله رب العالمين
Kurang lebi artinya : kalimah
Subhanallah (Mahasuci Allah) akan memenuhi mizan (timbangan amal),
menjadi ilmu yang tinggi, menjadi pusat ridlo, menjadi penghias Arsy
(Singgasana Allah). kalimah Alhamdulillah (Segala puji bagi Allah) akan
memenuhi mizan, menjadi ilmu yang tinggi, menjadi pusat ridlo, menjadi
penghias Arsy. kalimah Allahu akbar (Allah Maha Besar) akan memenuhi
mizan, menjadi ilmu yang tinggi, menjadi pusat ridlo, menjadi penghias
Arsy. Tiada yang menyelamatkan dari murka Allah kecuali hanya Allah.
Maha suci Allah pemberi syafa’at/pertolongan, sebanyak kalimat(tanda
kekuasaan)-MU semuanya. Segala puji Bagi Allah pemberi
syafa’at/pertolongan, sebanyak kalimat(tanda kekuasaan)-MU semuanya.
Maha besar Engkau ya Allah pemberi syafa’at/pertolongan, sebanyak
kalimat(tanda kekuasaan)-MU semuanya. Aku memohon keselamatan dengan
rahmat-MU, wahai dzat yang paling berkasih sayang. Tiada daya dan
kekuatan kecuali dari-MU Allah yang maha tinggi dan maha Agung. Shalawat
dan Salam semoga senantiasa Engkau curahkan ke haribaan junjungan Nabi
Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabatnya semuanya. Segala puji bagi
Engkau yaa Allah Tuhan semesta Alam.
yang belum bisa membaca tulisan arab seperti diatas, baca nie :
“Subhaanallohu mil ul miizaana wa muntahal ilmi wa mablaghor ridho wa
zinatal arsy, walhamdulillahi mil ul miizaana wa muntahal ilmi wa
mablaghor ridho wa zinatal arsy, walloohu akbaru mil ul miizaana wa
muntahal ilmi wa mablaghor ridho wa zinatal arsy, laa malja a wa laa
manjaa minalloohi illaa ilaihi. Subhaanallohu ‘adadas syaf’i
wal watri wa ‘adada kalimaatillahit taammaati kullihaa, walhamdulillahi
‘adadas syaf’i wal watri wa ‘adada kalimaatillahit taammaati
kullihaa,walloohu akbaru ‘adadas syaf’i wal watri wa ‘adada
kalimaatillahit taammaati kullihaa. As alukas salaamata bi
rohmatika yaa arhamar roohimiin. Wa laa haula wa laa quwwata illa
billahil ‘aliyyil ‘adhiim. Wa shollalloohu ‘alaa sayyidinaa Muhammadin
wa ‘alaa aalihii wa shohbihii ajma’iina. Walhamdu lillaahi robbil
‘aalamiin. Amin.
Semoga bermanfaat.
Sumber :
2. Syekh Abu Bakar bin As-sayyid Muhammad Syatho ad-dimyati al-mishri, Kitab I’anatut Tholibiin juz : 2, Bandung : Syarikah al-ma’arif, halaman 266 – 267.
0 komentar:
Posting Komentar