skip to main |
skip to sidebar
Songket menurut
bahasa berasal dari istilah sungkit yang dalam bahasa melayu berarti mencungkil
atau mengait. Istilah mencungkil atau mengait adalah berkaitan dengan metode
pembuatan songket itu sendiri yang mengaitkan dan mengambil sejumput kain tenun
kemudian kain tersebut diselipkan benang emas. Faktanya dipalembang istilah
songket berasal dari kata songka yaitu songkok khas palembang yang dipercaya
asal muasal kebiasaan menenun dengan benang emas dimulai. Songket palembang
indentik dengan kemewahan yang mana biasanya kain songket palembang dipakai
pada saat perayaan pesta atau kenduri. Aplikasi songket palembang biasanya
dapat dipakai melilit tubuh seperti sarung, dipakai dibahu dengan cara
disampirkan atau sebagai tanjak, yaitu semacam topi yang terbuat dari kain
songket yang umumnya dikenakan oleh para raja, sultan serta para bangsawan
kesultanan melayu. Dulu pada awalnya pembuatan kain songket palembang hanya
diijinkan dikerjakan oleh dara atau gadis remaja, akan tetapi seiring
berjalannya waktu pembuatan songket palembang dapat dilakukan oleh semua orang
termasuk kaum lelaki sekalipun. Di palembang tidak ada lembaga khusus yang
melatih orang dalam membuat songket, biasanya ketrampilan menyongket didapat
secara turun temurun dari orangtua. Pada upacara perkawinan adat
palembang, kain songket dikenakan oleh pengantin wanita yang dikenal dengan
nama Aesan Gede.
Tidak dapat kita pungkiri bahwasanya
songket sudah menyebar keseluruh indonesia, yang mana menurut cerita masyarakat
sumatera selatan, asal mulanya kain songket ini berasal dari perdagangan pada
zaman kerajaan sriwijaya abad ke-7 sampai abad ke-11 dimana para pedagang dari
tiongkok meyediakan benang sutera dan pedagang dari india menyediakan benang
emas dan perak, maka di masyarakat sriwijaya pada waktu itu terciptalah
songket.
Kain songket tidak dapat
dilepaskan dengan masa kegemilangan kerajaan sriwijaya sebagai kerajaan niaga
maritim yang makmur lagi kaya, hal ini berdasarkan fakta ditemukannya kain
songket dibeberapa situs peninggalan kerjaan sriwijaya. Fakta ini juga didukung
dengan kenyataan bahwa pusat kerajinan songket paling mahsyur di Indonesia
adalah ada di palembang.
Songket Palembang adalah
songket terbaik yang ada di Indonesia, hal ini dinilai berdasarkan kualitas
dari kain songket itu sendiri, yang mana di palembang kain songket dijuluki
“Ratu Segala Kain”. Fakta tersebut sangatlah beralasan sebab proses pengerjaan
yang lama dan rumit menjadi salah satu faktor penyebabnya dan juga faktor
penyebab mahalnya harga kain songket palembang.
Untuk membuat sebuah kain songket
yang eksklusif diperlukan waktu sekitar tiga bulan dalam proses pengerjaannya,
sedangkan untuk songket yang biasa diperlukan waktu hanya sekitar tiga hari,
tentu saja dengan harga yang relatif terjangkau.
Dalam kehidupan masyarakat
palembang, kain songket sangat berperan penting dalam setiap acara-acara sakral
seperti perkawinan dalam adat melayu palembang. Biasanya kain songket diberikan
oleh calon mempelai laki-laki kepada mempelai perempuan pada waktu acara
‘antar-antaran’. Biasanya motif songket palembang terinspirasi
dari alam, hal ini karena dulu pembuatan songket palembang ini dilakukan oleh
masyarakat pedesaan yang dekat dengan suasan alam. Ada banyak sekali nama dan
motif songket palembang baik yang sudah terdaftar di Kemunham Direktorat Jenderal
Hak Kekayaan Intelektual, maupun yang belum terdaftar. Motif Songket Palembang
yang sudah terdaftar tersebut diantaranya adalah : motif Bungo Intan, Lepus
Pulis, Nampan Perak, dan Limar Beranti. Sedangkan motif lainnya yang belum
terdaftar adalah : motif Songket Lepus Bintang Berakam, Nago Besaung, Limar
Tigo Negeri Tabur Intan, Limar Tigo Negeri Cantik Manis, Lepus Bintang Penuh,
Limar Penuh Mawar Berkandang, dan sejumlah motif lain, termasuk didalamnya
adalah motif Berante Berakam yang dapat kita lihat di seragam klub sepakbola
kebanggan masyarakat palembang Sriwijaya FC.
Kini
para pengrajin songket di palembang terus mengembangkan motif-motif yang lebih
dinamis dan moderen dengan beragam pilihan warna dan tidak selalu harus dengan
warna emas dan perak seperti motif songket zaman dulu.
Dulu,
songket palembang adalah kain mewah yang hanya dapat dimiliki dan dikenakan
oleh kaum bangsawan dan kesultanan, hal ini karena proses pengerjaan yang rumit
dan bahannya yang sangat mahal terutama untuk benang emas betul-betul terbuat
dari emas lembaran murni asli. Jadi tidaklah heran kalau hanya kaum bangsawan
yang dapat membeli kain songket ini. Sampai sekarangpun kain songket jenis ini
masih ada dan dapat dipesan jika anda ingin memilikinya dan tentunya
harganyapun cukup mahal.
Seiring
berjalannya waktu dengan telah ditemukannya benang emas sintetis, maka
songket-songket tidak lagi sangat mahal seperti songket dahulu kala, dan dapat
dimiliki oleh semua orang sebagai bentuk kesenian yang anggun. Dan tentu saja
walaupun harganya tidak lagi mahal, tetapi nilai seni dan kemewahan masih
melekat didalam songket masa kini.
0 komentar:
Posting Komentar