Philosophy dan Istilah Dalam Motif Songket Palembang




Di Palembang, songket bukanlah hanya sekedar kain, tetapi merupakan suatu bentuk seni yang diangkat dari hasil cipta, rasa dan karsa penenunnya. Sekalipun ragam hiasnya tercipta dari alat yang sederhana, namun hasil karya tenunannya merupakan karya seni yang amat tinggi nilainya.

Kekayaan alam Palembang sangat memengaruhi terciptanya ragam hias dengan pola motif yang mengagumkan. Motif-motif ragam songket Palembang memiliki philosophy yang mempunyai arti perlambang yang baik. Pada umumnya terdiri dari tiga bagian, yaitu : tumbuh-tumbuhan (terutama bentuk stilisasi bunga-bungaan), misalnya bunga cengkeh, bunga tanjung, bunga melati dan bunga mawar, yang melambangkan kesucian, keanggunan, rezeki dan segala kebaikan, kemudian motif geometris dan motif campuran antara tumbuh-tumbuhan dan geometris.

Motif-motif tersebut dari dahulu hingga sekarang diwariskan secara turun temurun sehingga polanya tidak berubah. Cara membuat pola motif hanya dilakukan oleh orang-orang tertentu, tidak setiap penenun dapat membuat pola motif sendiri. Penenun hanya menenun  berdasarkan pola yang telah ditentukan. jadi kerajinan menenun merupakan suatu pekerjaan yang sifatnya kolektif. Sebagai catatan, pekerjaan menenun di Palembang seluruhnya dilakukan oleh kaum wanita, baik tua mau pun muda. Keahlian menenun tersebut pada umumnya diwariskan secara turun temurun dari generasi ke generasi.

Motif kain songket amat beragam, apalagi pada saat ini kreasi-kreasi baru para perajin sangat imajinatif. akan tetapi motif utama songket adalah :

* Bunga Intan
*Tretes Minder
*Janda Bereas (berhias)
*Bunga Cina
*Bunga Paciek

Beberapa motif tenun songket Palembang antara lain adalah : Lepus Piham, Lepus Polos, Lepus Pulir Lurus, Lepus Pulir Ombak-ombak, Lepus Bintang, Lepus Naga Besaung, Lepus Bungo Jatuh, Lepus Berantai, Lepus Limar Kandang, Tetes Meder, Bungo Cino, Bungo Melati, Bungo Inten, Bungo Paciek, bungo Suku Hijau, Bungo Betabur, Bungo Mawar, Biji Pare, Jando Berhias, Pucuk Rebung, Tigo Negri, Emas Jantung.

Beberapa motif yang terkenal yang bermakna misalnya "Naga Besaung" (Naga Bertarung). Motif ini diambil dari salah satu unsur kebudayaan China yang menganggap naga sebagai suatu hewan mitologi yang dapat mendatangkan kemakmuran dan kejayaan. Sebagai catatan, pada jaman dahulu kerajaan Sriwijaya banyak didatangi orang orang asing termasuk dari China, India dan lain sebagainya untuk berdagang.
Orang yang memakai tenun songket Naga Besaung  mengharapkan akan mendapatkan kemakmuran dan kejayaan dalam hidupnya.

Contoh lain adalah, motif Pucuk Rebung dan bunga-bungaan (cengkeh, tanjung, melati, mawar).  Rebung atau bambu yang masih muda, merupakan tumbuhan yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan makanan (dibuat sayur). Ketika tumbuh menjadi besar dan menjadi bambu dapat dimanfaatkan sebagai bahan bagunan dan segala macam keperluan. Orang yang memakai motif ini berharap akan berguna bagi keluarga dan masyarakat.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar