Malcolm X (1925 – 1965 M)
Banyak hal yang bisa diceritakan dari perjalanan hidup Malcolm X
karena perjalanan hidupnya tidak semulus tokoh-tokoh sebelumnya.
Hidupnya sempat diwarnai rekam jejak negatif. Terlahir sebagai seorang
kulit hitam adalah sebuah masalah di zamannya, karena masyarakat Amerika
masih memarjinalkan orang-orang kulit hitam. Malcolm memulai masa
mudanya yang keras dan berusaha menunjukkan eksistensinya di kehidupan,
walaupun terkadang itu membawa masalah bagi dirinya sendiri. Ia pernah
dikeluarkan oleh sekolahnya dan masuk bui di tahun 1946 karena kasus
kriminal yang ia lakukan.
Selama 8 tahun mendekam di jeruji besi, Malcolm
mulai terpengaruh dengan pemikiran “Negara Islam” yang dibawa oleh
salah satu kelompok yang menyimpang yang didirikan pada tahun 1900-an.
Kelompok ini mengkampanyekan supremasi orang-orang kulit hitam dan ras
kulit putih adalah kelompok setan. Tentu saja latar belakang berdirinya
kelompok ini adalah penindasan yang dilakukan oleh orang-orang kulit
putih terhadap orang-orang kulit hitam. Setelah bebas dari penjara,
Malcolm bertemu dengan “Nabi” gerakan NOI (Nation of Islam), Elijah
Muhammad, Malcolm pun diangkat sebagai mentri dalam NOI.
Pada tahun 1950-an, Malcolm menduduki jabatan tertinggi dalam
kelompok ini. Hal itu dikarenakan kecerdasannya dan retorikanya yang
baik. Di era kebebasan Amerika kala itu, Malcolm menjadi seorang pejuang
hak asasi yang terkemuka. Ia mengadvokasi hak-hak warga Amerika
keturunan Afrika agar menjadi setara dengan orang-orang kulit putih.
Perjuangan Malcolm ini sama halnya dengan Martin Luther King yang
berusaha menjadikan hak warga kulit hitam setara dengan kulit putih,
hanya saja, perjuangan Malcolm cenderung lebih keras dan radikal.
Tahun 1950-an terjadi transformasi lagi pada ideologi Malcolm, ia
mulai melihat celah dan kekeliruan gerakan Nation of Islam. Ia pun
meninggalkan gerakan ini dan mulai mengkaji Islam, mencari nilai-nilai
murni dari ajaran Islam yang penuh kedamaian. Ketika ber-haji di tahun
1964, saat itulah ia menemukan hakikat ajaran Islam. Ia pulang ke
Amerika lalu mengajarkan dan menyebarkan nilai-nilai dan ajaran-ajaran
tersebut ke warga Afrika-Amerika di lingkungannya.
Di masa-masa perubahan ini pulalah Malcolm mulai angkat bicara
tentang penyimpangan paham Nation of Amerika. Satu demi satu anggota
Nation of Islam keluar dari gerakan tersebut, namun tidak sedikit pula
anggota-anggota gerakan ini yang membenci dan memusuhinya. Puncaknya
adalah pembunuhan terhadap dirinya pada tahun 1965 oleh anggota gerakan
Nation of Islam.
Walaupun masa keislamannya tidak begitu lama, Malcolm X dianggap
memiliki pengaruh besar bagi perjuangan umat Islam di Amerika dan
persamaan hak warga kulit hitam yang termarjinalkan.
Oleh ustadz Nur Fitri Hadi, MA
Artikel www.KisahMuslim.com
Kata Kunci Terkait: kisah muslim, Berke Khan, Malcolm, kisah mualaf, Barmakid
05.18 |
Label:
http://kisahmuslim.com/mualaf-mualaf-yang-memiliki-pengaruh-besar-dalam-sejarah-islam/
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar