Selain ilmu pengetahuan umum dinasti abbasiyah juga memperhatikan pengembangan ilmu pengetahuan keagamaan antara lain:
1. Ilmu Hadis
Diantara
tokoh yang terkenal di bidang ini adalah imam bukhari, hasil karyanya
yaitu kitab al-Jami’ al-Shahih al-Bukhari. Imam muslim hasil karyanya
yaitukitab al-Jami’ al-shahih al-muslim, ibnu majjah, abu daud,
at-tirmidzi dan al-nasa’i.
2. Ilmu Tafsir
Terdapat dua cara yang ditempuh oleh para mufassir dalam menafsirkan ayat-ayat al-Qur’an. Pertama,
metode tafsir bil ma’tsur yaitu metode penafsiran oleh sekelompok
mufassir dengan cara member penafsiran al-Qur’an dengan hadits dan
penjelasan para sahabat. Kedua, metode tafsir bi al-ra’yi yaitu
penafsiran al-Qur’an dengan menggunakan akal lebih banyak dari pada
hadits. Diantara tokoh-tokoh mufassir adalah imam al-Thabary, al-sud’a muqatil bin Sulaiman.
3. Ilmu Fiqih
Dalam
bidang fiqih para fuqaha’ yang ada pada masa bani abbasiyah mampu
menyusun kitab-kitab fiqih terkenal hingga saat ini misalnya, imam Abu
Hanifah menyusun kitab musnad al-Imam al-a’dzam atau fiqih al-akbar,
imam malik menyusun kitab al-muwatha’, imam syafi’I menyusun kitab
al-Umm dan fiqih al-akbar fi al tauhid, imam ibnu hambal menyusun kitab
al musnad ahmad bin hambal.
4. Ilmu Tasawuf
Kecenderungan
pemikiran yang bersifat filosofi menimbulkan gejolak pemikiran diantara
umat islam, sehingga banyak diantara para pemikir muslim mencoba
mencari bentuk gerakan lain seperti tasawuf. Tokoh sufi yang terkenal
yaitu Imam al-Ghazali diantara karyanya dalam ilmu tasawuf adalah ihya
ulum al-din.[2][3]
0 komentar:
Posting Komentar